Pagi dan angin mengelus mulut hati ku
Kota siantar tersingkap, merdanta hati ayah
Sendirian di sana
Dan terpaksa
Lantaran di dusun ini kemarau meluruh bebunga
O, selamat berkerja, Ayah!
Hari ini embun berkilau di daun mataku dan mata ibu
Setia dan tenang menunggu
Perantauan bukan pelarian
Tapi cara yang paling sopan menangkis kemiskinan
Kenalan dan pengalaman
Akan mengimbuh cinta baru dalam hidup sebentar ini
Sebentar kukaji penanggungan ini, Ayah!
Ngeri tapi indah
Di luar penjara kita ada penjarahan nimbulkan caci
Tangan-tangan lancang yang menyerpih hati
Engkau yang sederhana, kan tetap sederhana
Begitu mesra kau menyandang penanggungan ini
Jalan mendaki dan tikungan bagaimana
Kesanggupanmu meneteskan embun di daun mata ku dan mata ibu
Kami yang setia berdoa dan menunggu.
0 komentar:
Posting Komentar